Ayumi Maurine Yamamoto duduk
di kursi taman belakang sekolah yang dihiasi dengan pemandangan beberapa pohon
besar berdaun merah mudah keputih-putihan yang berguguran, sambil menangis
tersedu-sedu air mata Ayumi terus mengalir. ”Mereka jahat, meraka kejam, apa
salah ku ?”. Dia tidak tahan dengan ejekan dari teman-teman sekelasnya yang
menyebutnya si cupu. Ejekan itu diterima Ayumi karena penampilannya yang tidak
biasa seperti anak seumurannya di SMA Horikoshi
Gakuen. SMA yang paling terkenal di Tokyo, terkenal dengan sekolah
anak-anak orang kaya, para artis, atlit, dan berkelas di Tokyo. Berbanding
terbalik dengan Ayumi yang hanya seorang
anak pemilik penginapan tua di kota kecil Nagano yang terletak di pulau Honshu.
Ayumi dapat bersekolah di sekolah elit tersebut karena mendapatkan beasiswa
full. Kepintaran Ayumi yang diatas
rata-rata dan penampilannya yang sangat sederhana dan cenderung ketinggalan zaman
membuat Ayumi sasaran empuk buat teman-teman sekelasnnya yang merupakan
anak-anak orang kaya untuk menjadikannya bahan ejekan dan cemohan.
Ayumi gadis berkacamata
besar dan dengan wajah yang dibingkai dengan poni depan dan rambut di kepang
dua membuat penampilannya jauh dari trend mark murid SMA Horikoshi Gauken, Baru
satu minggu kepindahan Ayumi di SMA elit itu tapi bukan kebahagian yang didapat
Ayumi melainkan cacimaki dan bullying yang selalu diterima Ayumi setiap harinya.
Setiap hari teman sekelasnya selalu memberikan cemohan dan ejekan menggenai penampilannya.
Dan belum lagi bullying yang dilakukan Maruma Osamukai Suzuki kepadannya.
Maruma cowok berperawakan tinggi yang suka sekali mengunyah permen karet dan
merupakan murid terpintar di kelas merasa tersaingi kepintarannya oleh Ayumi
ini, selalu saja mengerjai Ayumi hari pertama saja Ayumi sudah dikerjai dengan
menempelkan permen karet yang selalu dikunyahnya ke kursi tempat duduk Ayumi
dan kejahilan lainnya yang membuat hari-hari Ayumi bagaikan awan hitam yang
gelap.
Ayumi masih saja
terduduk dan menundukan dirinnya di kursi belakang sekolah, hanya tempat ini
yang dapat membuat Ayumi merasa tenang dan melupakan sesaat semua yang telah
dialaminya. Bunga sakura yang terbang melayang di udara di taman belakang
sekolah sedikit menghiburnya karena mengingatkan dirinya dengan kota
kelahirannya Nagano. Karena tempatnnya yang jarang atau tidak pernah terjamah
oleh ana-anak murid SMA Horikoshi Gauken membuat tempat ini begitu tenang. Ayumi
tidak bisa menoleransi lagi perbuatan Maru dan air matannya terus saja mengalir
dari pelupuk matannya. Kini tetesan air mata itu jatuh sampai ke tangannya yang
masih mengenggam robekan-robekan kertas foto ibunya yang telah di robek oleh
Maru. Dia sangat marah karena Maru telah merobek foto satu-satunya peninggalan
ibunya. “Ini, hapus air mata mu“, seorang cowok berwajah tegas dan mata
berwarna kebiruan memberikannya selembar kain. Ayumi terkejut karena dia pikir tidak akan ada
orang yang melihatnya menangis ditempat itu. “Kamu kenapa di tempat ini
sendirian ?”, tanya cowok itu lagi sambil tersenyum lebar. “Arigato gozaimasu, anatawa totemo shinsetsu
desu”1, jawab Ayumi masih
dengan tersedu-sedu sambil menghapus air matanya dengan sapu tangan. “Do itashimashite”2. “ Kamu
kenapa, di tempat ini sendirian?”, Tanya cowok yang memakai baju basket berwarna
biru gelap dengan lambang SMA Gauken itu lagi dengan nada penasaran. “Tidak,
aku baik-baik saja “, jawab Ayumi dan langsung berlari pergi meninggalkan taman
belakang sekolah karena dia merasa malu dan tidak aman dengan keberadaannya. Karena
peraturan di sekolah ini tidak memperbolehkan anak dari kelas atlit berbicara
atau ketahuan berinteraksi dengan siswa yang bukan dari kelas atlit begitu juga
dengan kelas para artis, dan siswa yang mendapatkan beasiswa. Mereka hanya diperbolehkan
untuk berinteraksi dengan sesama kalangan saja. Dan tidak ada yang boleh
berpacaran satu sekolah. Apabila ada yang melanggar acamannya adalah akan di
keluarkan dari sekolah tersebut. “Tunggu, aku belum tau nama mu? “, teriak cowok
itu lagi sambil melambaikan tangannya.
Namun Ayumi tidak memperdulikannya, dia tidak mau menambah masalah lagi.
Di depan kelas 1 A ,
Ayumi yang masih terengah-engah karena berlari dari taman belakang. “Fyuhh,,
capek sekali”, Ayumi sambil menyapu dahinya yang berkeringat karena berlari
dengan sapu tangan berwarna putih pemberian cowok yang bertemunnya saat di
taman belakang sekolah . “ Riyyu Taro Katto”, Ayumi membaca tulisan yang ada di
sapu tangan putih itu. “ Aduh aku lupa, ini punya dia, aku lupa menggembalikan
ke dia, bagai mana ini ?”.
“Ayumi chan kamu kemana aja sih ?”,
Tanya Yuri dengan tatapan penasarannya. Yuri Anne Tanaka merupakan satu-satunya
murid yang mau menemanni Ayumi sejak kepindahannya seminggu yang lalu. Dan
dapat dibilang Yuri adalah satu-satunya teman yang terbaik yang dia miliki
sekarang. “Aku nggak kemana-mana kok Yuri chan, ada apa kamu mencari ku?”. “Ayumi chan, hem besok kan kita ada ulangan Matematika,
ajarin aku ya“, Yuri memohon kepada Ayumi. “ Tapi aku nggak bisa”, jawab Ayumi
dengan nada lemah dan raut muka yang tidak dapat menyimpan kesedihannya. “Kamu
kenapa Ayumi chan?, kamu sakit atau Maru mengganggu mu lagi ya?”, berondongan
pertanyaan Yuri .” Tidak aku hayan lelah saja”. “ Ayo lah Ayumi, aku sangat
memerlukan bantuan mu, kamu kan tau aku tak pintar dalam mata pelajaran ini, aku
teraktir es krim deh“, deretan kereta api kata-kata permohonan Yuri agar Ayumi
bersedia mengajarinya . “Baiklah Yuri chan “, Ayumi terpaksa mengiyakan karena
dia tidak tega melihat wajah Yuri yang begitu memohon padanya. “Arigato3 Ayumi chan, aku
tunggu di rumah ku jam 3 seusai pulang sekolah ya“. “ Do
itashimashite Yuri chan”.
Selama jam pelajaran berlangsung
Ayumi tidak dapat fokus dengan pelajaran yang dijelaskan gurunya di depan. Jam
pelajaran terakhir kali ini dihabiskannya hanya untuk menyatukan
robekan-robekan kecil foto ibunya sampai bel tanda berakhirnya pelajaran pun
tak dihiraukannya. Saat sedang asik menempel foto ibunya Ayumi bingung karena
saat menepelkan robekan terakhir ternyata ada yang kurang. “Dimana ?”, Ayumi
masih mencari-cari di sekitarnya dan hampir mengeluarkan semua isi tasnya dan
sibuk melihat di bawah mejanya karena dia pikir robekan itu mungkin terjatuh di
bawah mejanya. Karena melihat Ayumi yang dari tadi sibuk sendiri Yuki yang
duduk di sebelahnnya menanyakan “ Kamu cari apa Ayumi ?“. “Ini robekan foto ibu
ku”, dengan wajah panik Ayumi. Karena melihat temannya panik,Yuri ikut membantu.
Maruma yang selalu
inggin mengganggu Ayumi datang mendekat karena melihat kepanikan yang dilakukan
dua orang ini “ Eh, Cupu kamu cari apa sih jongkok- jongkok gitu?, minggir deh
aku mau lewat ni “. “ Apaan sih kamu Maru, kamu bisa lewat jalan lain kan“,
Yuri membentak dengan ketus. “ Tapi aku
mau lewat sini“, Maruma berusaha membuat Ayumi kesal tetapi tidak dihiraukan
oleh Ayumi, dia tetap sibuk mencari robekan foto ibunnya. Karena Merasa tidak
dihiraukan oleh Ayumi, Maruma masih tetap mencari cara agar membuat Ayumi kesal.
Saat mencari cara, Maruma menemukan secari robekan kertas di tumpukan buku
Ayumi yang berada di atas meja. “Kalian mencari ini“, Maruma sambil menunjukan
robekan kertas. “ Ah , iya “, jawab Ayumi dengan antusias karena apa yang dicarinnya
telah ditemukan. “Sini berikan itu pada ku“, Ayumi mengambil robekan kertas itu
dari tangan Maru. “Eh, enak aja nggak ada yang gratis“, Maruma masih ingin
membuat Ayumi kesal. “ Terus kamu mau apa ?”, tantang Ayumi. kata-kata itu yang
ditunggu Maruma keluar dari mulut Ayumi, seperti kucing yang telah mendapatkan mangsanya
Maruma tersenyum dengan kemenangan. “Okey aku akan kasih ini buat kamu, tapi
kamu harus jadi pembantuku selama 3 hari, Bagaimana?” dengan tatapan usilnya
Maruma memandang Ayumi. Dilain sisi Ayumi masih bingung, karena dia tau betul Maruma
sangat membencinya entah apa lagi keusilan yang akan didapat Ayumi apabila dia
menyetujui keinginan Maruma. “ Tenang saja 3 hari itu tidak lama kok“, goda
Maruma ke Ayumi. “ Maruma kamu jahat sekali “, bentak Yuri yang dari tadi kesal
melihat tingkah laku Maruma. “ Aku tidak jahat, iya kan Ayumi ?”, Maruma
menatap Ayumi dengan wajah liciknya. Setelah memikir panjang “Baiklah Maru aku
akan menuruti apa katamu, sini robekan kertas itu “. “Ayumi chan, kenapa kamu
terima tawaran orang nggak punya hati ini?”,kata Yuri dengan wajah kesal. “Mulai
besok kamu harus jadi pembantuku dan kamu harus bisa kapan pun aku memerlukan
mu, mana handphone mu ?”, Sebelum pergi Maruma menyimpan nomor Ayumi ketelepon
gengamnya dan pergi dengan hati senang karena dia mendapatkan mainan baru.“Dah
pembatu“, Pergi meninggalkan mereka berdua. Karena takut kehilangan robekan
kertas itu lagi Ayumi langsung menempelkannya tanpa memikirkan apa yang terjadi
padannya besok. “ Haha, aishiteru”4,
ucap Ayumi sambil menatap foto ibunya dan tanpa disadarinya air matannya
menetes kembali. “ Sudahlah Ayumi chan jangan bersedih, lebih baik kita pulang
kan kamu janji akan ke rumah ku sore ini”. Mereka berdua pergi keluar sekolah
dan berpisah didepan sekolah “Sayonara5,
Ayumi chan jangan lupa jam 3 “, kata
Yuki sambil melambaikan tangan .
Lima belas menit waktu
yang diperlukan Ayumi untuk dapat sampai ditempat tinggalnya sekarang. Tidak
besar memang rumah peninggalan kakeknya ini. Ayumi tinggal berdua dengan
neneknya. Ayumi masuk kamarnya, Ayumi menaruh foto ibunya di laci meja
belajarnnya dan mengeluarkan semua buku dari dalam tasnya. Saat mengluarkan
buku dari tasnya .”Ah, aku hampir lupa dengan sapu tangan ini, kapan aku bisa
mengembalikan ini ?”. “ Dia kan anak kelas atlit, Bagaiman aku bisa bertemu
dengannya ?”,. Pikiran Ayumi melayang-melayang karena dia tau apabila beretemu
di sekolah dan ketahuan berbicara dengan cowok itu , bisa saja dia akan
dikeluarkan dari sekolah. “ Aduh, gimana ?, ahh kenapa sih masalah lagi “.
Ayumi menatap jam dinding dikamarnya yang menujukan jam 3 kurang 20 menit . “
Wah gawat, aku ada janji dengan Yuri”. Ayumi langsung cepat-cepat menganti baju
seragamnya dengan baju kaos berkerah berwarna merah muda dan rok berwarna
senada dengan bajunya, dan tak lupa dia menyiapkan buku matematika ke dalam
tasnya dan bergegas pergi menuju rumah Yuri yang berada di jalan Harajuku
memerlukan waktu 40 menit untuk menuju rumah Yuri karena rumah Ayumi berada di Shinjuku. “ Moshi,,,moshi,6,, Yuri chan,
maaf aku akan datang terlabat ke rumah mu”. “ Baiklah Ayumi chan tak masalah “.
Karena harus menghemat
pengelurannya Ayumi terpaksa berjalan kaki menyusuru jalan menuju Harajuku, di
sepanjang perjalanan Ayumi masih saja memikirkan bagaimana caranya dia mengembalikan
sapu tangan itu, dan tanpa terasa kakinya terus saja melangkah dan kini dia
telah sampai di depan gerbang besar Harjuku, gerbang besar dan kokoh dan
terlihat megah ini memang menggambarkan suasana yang tidak pernah sepi dari
berbagi pengunjung terutama anak muda kota Jepang jalan ini merupakan jalan
yang paling terkenal setelah Shibuya. Ayumi melangkah kan kakinnya kearah kiri dari
pintu gerbang Harjuku menuju Yoyogi. Setelah melewati beberapa toko-toko
tradisional akhirnya Ayumi menemukan rumah dengan aksen tradisional jepang dan
didepan rumah tersebut bertuliskan Tanaka. Tanpa ragu Ayumi memencet bel yang
berada di depan rumah Yuri. Selang lima menit sesosok pria tinggi dan masih
muda membukakan pintu.”Konnichiwa”,7
Ayumi mengucapkan salam dan sambil membungkukan badannya ciri khas orang jepang
dalam mengucapkan salam.“Konnichiwa, O
kaeri nasai, Dizo ohairi kudasai”8. Pria itu membalas salam
Ayumi dan mempersilahkannya masuk. “Sebentar ya saya panggilkan Yuri , silahkan
duduk”. Hampir 15 menit Ayumi duduk mematung di kursi berukiran bungan sakuran
di ruang tamu Yuri. “Ayumi chan, kamu
sedang memikirkan apa ayo ngaku?”, pertayaan Yuri mengejutkan lamunan Ayumi. “
nggak kok, kamu lama sekali Yuri chan, ayo kita langsung saja belajarnya “. “
Baiklah ayo kita belajar “. “Ayo kita jawab bersama latihan di buku halaman
198”. Hampir 30 menit mereka belajar dan akhirnnya tinggal tersisa 5 soal yang
belum mereka kerjakan bersama. Sewaktu mengerjakan Yuri memperhatikan sahabatnya
Ayumi seperti sedang memikirkan sesuatu. “ Ayo, kamu sedang memikirkan apa
Ayumi chan?, kasih tau aku ?”, pertannyaan Yuri mengejutkannya .”Eh, nggak kok,
aku hanya sedang memikirkan ayahku saja di Nagano”, jawab Ayumi mengalihkan
pembicaraan karena Ayumi tidak mungkin akan berterus terang mengenai cowok yang
di temuinnya di taman belakang sekolah. “Yuri sepertinya sampai disini dulu ya
kita belajrnya, aku harus segera pulang karena nenek pasti sedang menunggu ku
dirumah“. “Baiklah Ayumi chan, tapi bagaimana janji ku untuk mentraktirmu”. “Tidak
usah, bisa membantu mu saja aku sudah cukup senang“,. “Kamu memang sahabat yang
baik Ayumi chan“, Yuri memeluk sahabatnya. Yuri mengatarkan sahabatnya sampai
didepan pintu rumahnnya “ Arigato gozaimasta
Ayumi chan , dadadah Ayumi “.
Diperjalanan pulang
menyusuri toko-toko kecil yang tadi dilewatinya toko-toko dengan gaya
tradisonal khas jepang sungguh melekat di sekitar rumah Yuri, langkah kaki
Ayumi terus melangkah dan sampailah Ayumi didepan gerbang besar Harajuku entah
apa yang membuat Ayumi tidak langsung pulang tetapi dia menuju kearah jalan
Takeshi, dia ingin mersakan kepadatan jalan Takeshi, yang merupakan salah satu
daya tarik Harajuku. Banya orang berlalu lalang dijalan ini hampir disepanjang
jalan terdapat banyak toko-toko modern terbangun megah menjual berbagai
aksesoris dan pakaian yang lagi trend. Saat asik melangkah kan kakinnya di
jalan tersebut. Dari kejauhan, di salah satu
jalan kecil menuju kawasan butik mewah Omotesando, Ayumi melihat antrean
panjang orang membeli takoyaki.“Wah takoyaki, sudah lama aku tak menyicipinya“,
pikir Ayumi. Akhirnya Ayumi memutuskan untuk ikut mengantri untuk mendapatkan
takoyki. “ Akhirnya, takoyaki yummy “. Ayumi pun pergi bergegas untuk pulang
karena tergesa-gesa Ayumi tersandung dan takoyaki yang dibelinya kini melayang
di udara dan mengenai orang yang ada di depannya “Domo sumi masen 9”. “ Kamu“. “Kimi wa Riyyu san desu ka?10”,
Tanya Ayumi. “ Hai, so desu. Watashi no
katto riyyu taro11”. Jawanb Riyyu “ Senang beretemu kamu lagi Riyyu
san”. “ Ya aku juga begitu, wa nani desu ka?12”, Riyyu
tersenyum. “ Watashi no namae wa Yamamoto
Ayumi Mauurine desu, mata ai masho Riyyu13”, ucap Ayumi sambil
bergegas pergi meninggalkan Riyyu. Setelah berkejaran dengan waktu Ayumi sampai
di rumah, rumahnya masih sepi karena neneknya pergi kerumah ayahnya di Nagano.
Ayumi yang kelelahan langsung tertidur pulas di ranjangnya.
Besoknya di sekolah,
ingin rasanya Ayumi tidak pergi ke sekolah karena dia tau Maruma aku
mengganggunya apalagi dia telah menerima tawaran Maruma untuk menjadi pembantunya.
Saat jam ulangan harian di mulai Maruma sudah membuat gara-gara. “Ayumi,,buka
kertas jawaban mu aku mau lihat “ isi tulisan kertas yang dileparkan Maruma ke
Ayumi. Tetapi Ayumi tidak meperdulikan Maruma dia malah menutup kertas
jawabannya agar Maru tidak dapat melihat. Karena kesal Maruma meleparkan kertas
lagi. Saat Maru meleparkan kertas ternyata Pak guru Yamada ada di belakang
mereka. “Maruma, dan Ayumi keluar kalian dari kelas ini “, Bentak Pak Yamada.
Karena takut akan terjadi lebih parah lagi Ayumi dan Maruma terpaksa keluar
dari kelas. “ ini semua gara-gara kamu Maruma “. “Enak aja siapa suruh kamu
nggak melakukan apa yang kusuruh, kamu kan pembantu aku”. “ Aku memang pembantu
mu tapi bukan untuk memberikan contekan“. “Sudahlah percuma kita berdebat ini
nggak akan meyelesaikan masalah, lebih baik kamu temanni aku ke kantin , aku
lapar ni”. “Nggak aku nggak mau nemanin orang egois seperti mu “, Ayumi pergi
meninggalkan Maruma “ Tapi kamu masih jadi pembantu aku “, teriak Maruma.
“Terserah kamu, aku nggak peduli “. Ayumi pergi meninggalkan Maruma menuju
tempat dimana dia biasa menenangkan diri, taman belakang sekolah.” Ih tuh orang
selalu saja buat masalah apa sih maunya?”, celoteh Ayumi sendiri. “Siapa sih
yang ngeselin ?”. Ayumi terkejut karena ada orang yang mendengar perkataannya
ketika dia menoleh kebelakang . “Riyyu, kamu di sini ?”. “Iya, kenapa? Aku mengganggu
kamu ya”, Tanya Riyyu sambil memberikan sebatang lolippop kepada Ayumi. “Kata
orang kalo lagi marah makanan manis dapat menenangkan”.” Arigato Riyyu san “. Riyyu hanya tersenyum mendengar ucapan terimakasih
Ayumi. “Kenapa kamu selalu ada di sini ?, jangan-jangn kamu penunggu taman ini
ya ?”, ledek Ayumi dengan senyum lebar. “Kamu bisa saja Ayumi chan, aku suka
senyum mu kamu terlihat lebih cantik”, Riyyu menatap mata Ayumi, wajah Ayumi
memerah. “Riyyu, maaf aku belum bisa mengngembalikan sapu tangan mu waktu itu”.
“ Tidak usah Ayumi chan itu buat mu saja”. “Riyyu, maaf aku harus kembali ke
kelas, terimakasih atas semuanya”. Ayumi tersenyum kepada Riyyu.
Di kelas Maruma sudah
menunggu kedatangan Ayumi “ Kemana aja kamu?, kita di suruh menghadap dewan
guru “. “Bukan urusan mu, ayo kita ke ruang guru”. Di ruang guru mereka berdua
berusaha menjelaskan semuanya dan untung saja dewan guru mau mendengarkan
penjelasan mereka . Dan mereka hanya di beri sanksi untuk megulang kembali
ulangan dengan soal yang berbeda. “Ayumi chan maafkan aku “ “Apa , aku nggak
salah dengar ni”. “Nggak kamu nggak salah dengar, tapi kamu tetap pembantu ku
jadi sehabis pulang sekolah ini kamu harus menemani aku pergi”. “Hem , baiklah
aku kira kamu sudah berubah tapi tetap aja”.
Sepulang sekolah Maruma
telah menunggu Ayumi dan memastikan Ayumi tidak dapat kabur dari tugasnya.
“Ayumi ayo kita pergi “ sambil menarik Ayumi pergi “ Dah Ayumi chan “, Yuri
melambaikan tangan pada Ayumi. Sementara Maruma masih saja menarik tangan Ayumi
yang membuat langkah Ayumi terpaksa mengikutinnya. “ Kita mau kemana sih ?” “
Sudahlah diam saja, nanti kamu juga tau“. Berjalan menuju stasiun kereta Shikanse,
mereka menggunakan kereta tercepat menuju sebuah taman hiburan bernama Fuji
Q-HingLand. Setelah 30 menit menaikki kereta
Shikansen Marruma dan Ayumi sampai. “Mau apa kita ketempat ini ?” “ Sudah
diam aja nanti kalo sudah didalam kamu juga tau“. Setelah membeli tiket masuk Maruma
dan Ayumi masuk kedalam dan mencoba wahana permainan yang tersedia. “ Ayumi
kamu harus menemani ku naik itu “ Maruma menujuk roller coaster yang sangat
tinggi dengan lintasan yang panjang. Ayumi spontan menggelengkan kepalannya
tanda tidak ingin naik roller coaster itu karena Ayumi fobia ketinggian. Tapi
Maruma tetap memaksanya, lagi-lagi maruma menyeret langkah Ayumi menuju roller
coaster. “Aku tidak mau Maru”. ”Kita harus naik”. Mau tidak mau Ayumi
memberanikan diri menaikki whana roller coaster. Hampir 25 menit roller coaster
itu bergerak dan selama itu Ayumi hanya memegang tangan Maruma dengan
sekuat-kuatnya. Sampai setelah turun pun Ayumi masih menggenggam tangan
Maruma.” Kamu sebegitu takutnya ya”. Ayumi tidak menjawab pertannyaan Maruma,
Ayumi terlihat pucat dan seketika itu juga Ayumi pingsan di pelukan Maruama.”
Ah, nggak usah becanda deh, ayo bangun Ayumi”. Namun Ayumi tetap tidak merespon.
” wah dia beneran pingsan, bagaimana ini”, Maruma panik lalu mengcek tas Ayumi
kali saja ada wewangian yang menyengat yang dapat menyadarkan Ayumi. Setelah
hampir 5 menit Ayumi pingsan akhirnya Ayumi sadar “Aku kenapa?”. “Kamu tadi
pingsan, ya sudah ayo kita pulang aku nggak mau kamu kenapa-kenapa.” ”Heem”,
jawab Ayumi dengan lemahnya. “Naik lah, kebelakang ku biar ku gendong sampai
stasiun kereta“. “Terimakasih Maruma”. Maruma menggendong Ayumi sampai ke stasiun
kereta karena tidak tega menyuruh Ayumi pulang sendri dengan keadaan yang lemah
Maruma terpaksa mengikuti jalur kereta ke Shinjuku. Sepanjang perjalanan Ayumi
hanya tertidur kelelahan, setelah hampir satu jam mereka tiba ditujuan, karena
Maruma tidak tega untuk membangunkan Ayumi, dia pun terpaksa menggendongnya
kembali dan mencoba membangunkan Ayumi karena dia tidak tau rumah Ayumi.
”Ayumi, ayo bangun sampai kapan kamu mau tidur terus, kemana aku harus membawa
mu“. Tetapi Ayumi tidak juga bangun Karena kesel Ayumi tidak bangun-bangun
Maruma berinisiatif untuk mengetahui alamat Ayumi dari kartu pelajarnya.
Setelah membaca alamatnya Maruma kembali menggendong Ayumi. Sampai di rumah
Ayumi ternyata rumahnnya masih sepi tidak ada seorang pun. Maruma terpaksa
kembali merogo-rogoh tas Ayumi untuk mengambil kunci rumah Ayumi. Maruma
menggendong Ayumi masuk sampai ke kamarnya dan membaringkannya di tempat
tidurnya. Ketika Maruma mau pergi “Jangan pergi,,jangan”. Maruma terkejut karena
sepertinnya Ayumi berbicara tetapi matannya tertutup. “Kamu pasti kelelahan ya,
kamu lucu juga kalo lagi tidur “. Maruma
pergi menutup pintu kamar Ayumi dan pulang kerumahnnya.
Minggu pagi yang cerah,
bunyi kicauan burung di dekat jendela kamarnya membangunkan tidurnya. Saat
terbangun Ayumi bingung karena dia tidur dengan menggunakan seragam
sekolahnnya. Dia berusaha mengingat kejadian sebelumnya. “Ah, aku baru ingat
kemaren aku pingsan karena naik roller koster bersama Maru, pasti dia yang
mengantarkan ku pulang, ternyata dia baik juga “. Bii,,,bib,, hand phone Ayumi
berbunyi terdapat dua sms yang belum terbaca. Ayumi membuka sms yang pertama
berasal dari Maruma “ Bagaimana keadaan mu?”. “Baik, terimakasih sudah
mengatarkan ku”. Ayumi menekan tombol send. Satu sms lagi dengan nomor yang
tidak dikenalnya “ Ayumi chan, happy
Sunday maukah kamu pergi piknik bersama ku by Riyyu”. Entah mengapa saat
membaca sms Riyyu , Ayumi begitu bahagia. “Happy
Sunday Riyyu , iya aku mau sampai bertemu di stasiun “, Ayumi lagi-lagi
menekan tombol send. Beberapa detik kemudian Ayumi mendapat balasan dari Riyyu
“Tidak aku akan datang menjemput mu”. “Baiklah, aku tunggu”. Ayumi bersiap-siap dan berdadan secantik
mungkin, juga menyiapkan bento yang dihiasinya sedemikian rupa yang
disiapkannya khusus untuk Riyyu dan setelah semua selesai Ayumi siap menunggu
jemputan Riyyu yang rumahnnya tidak jauh
dari rumah Ayumi. Bel di rumah Ayumi
berbunyi, Ayumi bergegas untuk membuka pintu. “Ohayo gozaimasu Ayumi chan14” Riyyu mengucapkan salam
dengan senyum lebar yang selalu membuat Ayumi terpesona “ Ohayo gozaimasu Riyyu san “. “Sudah siap ayo kita berangkat “. “Iya
, aku sudah siap “. Mobil sport merah milik Riyyu pun melaju cepat sehingga
tidak terasa mereka telah sampai di Ueno park. Sesampai ditempat parkir Riyyu
membukakan pintu mobilnya untuk Ayumi, Ayumi diperlakukan bak seorang putri oleh
Riyyu. “Silahkan Ayumi chan”. “Terimakasih, Riyyu”, senyum simpul penuh bahagia
terpancar di wajah Ayumi. Setelah melihat-lihat dan sedikit berkeliling di
taman Ueno park mereka berdua mendapatkan tempat strategis untuk piknik dibawah
pohon sakura besar yang memang telah berumur sangat tua dari semua pohon yang
ada di taman itu tetapi keindahan bunganya tidak pudar, bahkan keindahan
buanganya melebihi dari semua pohon bunga sakura yang ada di taman itu. Maklum saja
Ueno Park memang tempat yang paling terkenal dan temapt wisata yang paling
diminati untuk melakukan hanami,
yaitu piknik sambil menikmati bunga sakura karena itu sangat susah untuk
mendapatkan tepat di taman ini. Mereka membuka kain yang sudah disiapkan oleh Riyyu untuk alas mereka duduk, Ayumi juga
menata makanan kecil, minuman dingin dan bento yang telah disiapkan khusus buat
Riyyu. “Riyyu, ini untuk mu”, Ayumi memberikan kotak bento buatannya kepada
Riyyu. “Ini buat aku “. “Iya ini buat kamu”, wajah Ayumi memerah. “Wah,,bagus
sekali, ini wajah aku ya “, Tunjuk Riyyu ke bento buatan Ayumi .” Iya , maaff
kalo tidak terlalu mirip”. “Ah ,tidak papa kok, aku senang ini indah, dan
rasanya enak, terimakasih Ayumi chan”, Lagi-lagi Riyyu tersenyum dan membuat
hati Ayumi meleleh. “Ayumi chan , ada yang inggin ku katakana“. “Iya ada apa
Riyyu?”. “Em, tapi kamu jangan marah atau malah membeci aku kalo aku katakana
ini”. “ Iya , Riyyu ada apa?”, Tanya Ayumi dengan nada penasaran didalam hati
Ayumi menebak-nebak sendiri apa yang mau dikatakan Riyyu sampai-sampai sempat
tebesit dipikiran Ayumi, bahwa Riyyu akan mengecewakannya. “ Ayumi chan, kimi
ga daisuki 15“. “ Riyyu,”, Ayumi diam seribu bahasa
mendengar perkataan itu. “Aku, tak akan memaksamu menjawab sekarang, aku akan
menunggu jawabanmu apabila kamu sudah siap”. “Terimakasih Riyyu san kamu menggerti
aku “. Senyum pun kembali terbentuk diwajah keduanya, begitu juga dengan Riyyu
dia merasa lega telah mengutarakan semuanya tinggal menunggu jawaban Ayumi.
Sepulang dari Ueno park ada yang
bergejolak dihati Ayumi, karena Ayumi tau dia juga memiliki perasaan yang sama
dengan Riyyu, tapi kalo Ayumi menerima Riyyu menjadi pacar, mereka berdua akan
terancam dikeluarkan dari sekolah.
Hari senin pun tiba, hari dimana semua orang
akan tergesa-gesa untuk beraktivitas begitu juga yang terjadi dengan Ayumi. “Ah,
aku hampir lupa membwakan PR Maruma”. Ayumi bergegas masuk kelas . “ Ini PR
mu”. “Terimakasih Ayumi, hari ini, hari terakhir mu menjadi pembantuku”. “Iya
,aku sudah lelah dengan semuanya”. “ Ayumi, sebagai tugas terakhir mu, aku mau
kamu menemani ku untuk pergi setelah pulang sekolah”. “Mau kemana lagi, okey aku akan menemani mu tapi, aku tak akan mau
kamu ajak naik roller koster lagi”. “Iya, aku nggak akan mengajakmu untuk naik
roller koster, tenang saja“, Maruma mengedipkan matanya ke Ayumi.
Hari ini Ayumi sengaja tidak pergi ke taman
belakang dia sengaja menghindari Riyyu, karena Ayumi tidak bisa memberi jawaban
ke Riyyu. “Ayumi chan,
apakah hari ini kamu sibuk ?”, Tanya Yuki . “Em, iya aku hari ini harus
menemani Maruma pergi “, “ Hem, ya sudah “. Ucap Yuki dengan nada tidak
semangat karena dia tak mungkin mengajak Ayumi jalan-jalan karena dia tau Ayumi
harus menyelesaikan tugasnya.
Bell, pulang sekolah berbunyi Maruma sudah
menarik-narik tangan Ayumi untuk segera pergi. “ Tunggu sebentar Maru”. “Ayo,
cepat lama sekali”. “Nggak sabaran sekali sih”, Ayumi kesal karena
tangannya di tarik-tarik oleh Maruma. “Kita mau keman sih ?”. Maruma menujukan
dua tiket “Ini kita harus nonton film ini , ayo cepat 20 menit lagi filmnya
mulai”. “Iya sebentar”.
Di depan sekolah sudah terparkir mobil sport hitam
milik Maruma, “Tumben kamu
membawa mobil?”, tanya Ayumi. “Jangan remehkan aku, aku kan anak orang kaya
juga”, jawab Maruma dengan nada sombongnya. Mobil sport hitam itu melaju menuju
jalan Shibuyya untuk menuju salah satu mall terbesar di situ. “Yah parkirannya
penuh”. “Kamu tunggu sebentar aku akan memarkir di sana maruma menunjukan arah
yang cukup jauh dari mall di tempat mereka menonton”. “Baiklah”. Ayumi turun
dan menunggu didepan mall. 5 menit kemudian Maruma datang dan menarik tanggan
Ayumi. “Ah untung saja kita tidak telat“. Mereka menyerahkan dua tiket menonton
itu dan masuk menuju teater 2. Mereka menonton film yang berjudul Sakura. Drama
romantis ini membuat yang melihatnya terpesona dengan jalan ceritanya yang
penuh kejutan dan yang membuat penontonnya berharap mempunyai kisah yang serupa
dengan pemain utamanya. Kurang lebih satu jam film itu selesai dengan happy
ending. “Maruma, ayo kita pulang “. “Kita tidak makan dulu?”. “Tidak aku lelah
dan sepertinya hari ini akan turun hujan aku tidak mau kehujanan”. “Baiklah,
ayo kita pulang kan kuantar kamu sampai rumah”. “Tidak usah maruma, aku bisa
pulang sendiri”. “Tidak aku mau mengatarmu”. Saat mereka berdua harus menuju
kepakiran mobil tiba-tiba hujan turun, hujan membasahi tubuh keduannya. “Ayo
cepat kita harus segera ke mobil “, Maruma menarik tangan Ayumi untuk bergegas
menuju mobil sportnya. Kini mobil sport itu pun melaju kencang menuju rumah
Ayumi. 20 menit kemudian mobil sport hitam telah terparkir didepan rumah Ayumi.
“Terimaksih maruma atas tumpangannya “. Ketika Ayumi hendak keluar Maruma
menarik tangan Ayumi, Ayumi yang tadinnya hendak keluar tertahan “ Ada apa Maruma?”.
Seketika Maruma mencium kening Ayumi, Ayumi tersentak kaget dengan kejadiann ini “Kimi
ga daisuki “. “Maruam?, permainan apa lagi ini “. “ Aku serius
Ayumi “. Ayumi segera keluar dari mobil Maruma, Maruma pergi mengejar Ayumi
tetapi Ayumi bergegas meninggalkan Maruma masuk kedalam rumahanya. Kini hati
Ayumi tercampur aduk. Belum lagi dia bisa menjawab Riyyu kini Maru juga membuat
hatinya bingung untuk menentukan perasaannya. Biip sms maru “ Ayumi, aku minta
maaf atas kejadian tadi tapi aku benar-benar menyukaimu”.
Sudah dua hari Ayumi tidak masuk sekolah, semua
sms yang diterimannya tidak ada satupun yang dibalas. Bagai ditelan bumi Ayumi
menghilang dua hari ini membuat hati
Maruma khawatir dengan keadaanya. Sms maru untuk Ayumi “Ayumi, maaffkan aku,
aku mengkhawatikanmu“. “Aku baik, aku
akan menjawab pertannyaan mu, temui aku besok ditaman belakang sekolah Maruma”,
Ayumi menekan tombol send. “ Riyyu san, maaff baru memberimu kabar, aku ingin
memberikan jawaban atas pertannyaanmu waktu itu temui aku di taman belakang
sekolah besok saat istirahat”. Send.
Besoknya disekolah , Ayumi masuk ke kelas
dengan wajah pucat karena memang Ayumi masih sakit. Saat jam pelajaran Ayumi
hanya diam begitu pula dengan Maruma. Bel istirahat berbunyi Ayumi sudah
menghilang dan menuju taman sekolah di bawah pohon berbunga merah muda itu
dapat membuat dirinnya tenang jauh dari tekanan-tekan hidup yang ada. “ Hai,
Ayumi chan”, Riyyu datang dan meberikan setangkai bunga dan es krim. “Terimakasih
Riyyu“, Ayumi tersenyum kepada Riyyu. Dan Maruma pun datang ke tempat dimana
Ayumi duduk “Ayumi, kamu baik kan “, Tanya Maruma . Dua pria ini saling menatap
dan tidak mengerti menggapa Ayumi meminta mereka untuk bertemu di tempat ini.
“Maruma , aku tidak bisa menjadi pacarmu, maaf kan aku karena hatiku bukan
untuk mu”. Maruma hanya terpaku terdiam mendengar perkataan Ayumi, “terimaksih
Ayumi”, maruma pergi dan menatap cowok yang berda di samping Ayumi. Kini
giliran Riyyu yang akan mendengar jawaban dari mulut Ayumi, ada rasa takut di
hati Riyyu. “ Riyyu san, aku akan memberi jawaban , aku tidak bisa ,,,,,”. “sudahlah
Ayumi aku sudah tau kamu akan menjawab ini “. Wajah Ayumi bingung karena dia
belum selesai berbicara tetapi sudah di potong oleh Riyyu .” Riyyu aku tidak
bisa,,,,, berbohong aku juga mempunyai rasa yang sama dengan mu kimi
ga daisuki Riyyu san”. Mendengar
kata-kata itu wajah Riyyu yang tadinya lesu kini menjadi ceria lagi dan Riyyu
mencium kening Ayumi. “ Tapi Riyyu, kita tidak bisa,,,,”. Riyyu kembali gugup.
“ Tidak bisa apa Ayumi?” “ Kita tidak bisa berpacaran secara terang-terangan
karena kamu taukan peraturan SMA Horikoshi Gauken “.
“Iya aku mengerti Ayumi”. “Tenang Riyyu, kita masih bisa bertemu di luar
sekolah dan ditaman ini “. “ Baiklah Ayumi , kamu sangat cantik”. Riyyu kembali
mencium kening Ayumi dan seperti alam pun menyetujui bersatunnya dua insa ini
bunga sakura berguguran menambah keindahan taman itu. “kimi ga daisuki,
Ayumi chan “.
1.
Terimasih banyak, Aku baik-baik saja
2.
Sama-sama
3.
Terimakasih
4.
Ibu, I love you
5.
Selamat tinggal
6.
Hallo
7.
Selamat sore
8.
Selamat sore, selamat datang di rumah ini, silahkan
masuk
9.
Maafkan aku
10.
Apakah kamu Riyyu?
11.
Benar,
namaku Riyyu Taro Kato
12.
Siapa namamu?
13.
Namaku Ayumi Maurine Yamamoto, sampai bertemu
lagi
14.
Selamat
pagi
15.
Aku menyukaimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar