Minggu, 31 Maret 2013

Ayumi's secret lover in the secret garden in Gakuen


Ayumi Maurine Yamamoto duduk di kursi taman belakang sekolah yang dihiasi dengan pemandangan beberapa pohon besar berdaun merah mudah keputih-putihan yang berguguran, sambil menangis tersedu-sedu air mata Ayumi terus mengalir. ”Mereka jahat, meraka kejam, apa salah ku ?”. Dia tidak tahan dengan ejekan dari teman-teman sekelasnya yang menyebutnya si cupu. Ejekan itu diterima Ayumi karena penampilannya yang tidak biasa seperti anak seumurannya di SMA Horikoshi Gakuen. SMA yang paling terkenal di Tokyo, terkenal dengan sekolah anak-anak orang kaya, para artis, atlit, dan berkelas di Tokyo. Berbanding terbalik  dengan Ayumi yang hanya seorang anak pemilik penginapan tua di kota kecil Nagano yang terletak di pulau Honshu. Ayumi dapat bersekolah di sekolah elit tersebut karena mendapatkan beasiswa full.  Kepintaran Ayumi yang diatas rata-rata dan penampilannya yang sangat sederhana dan cenderung ketinggalan zaman membuat Ayumi sasaran empuk buat teman-teman sekelasnnya yang merupakan anak-anak orang kaya untuk menjadikannya bahan ejekan dan cemohan.
Ayumi gadis berkacamata besar dan dengan wajah yang dibingkai dengan poni depan dan rambut di kepang dua membuat penampilannya jauh dari trend mark murid SMA Horikoshi Gauken, Baru satu minggu kepindahan Ayumi di SMA elit itu tapi bukan kebahagian yang didapat Ayumi melainkan cacimaki dan bullying yang selalu diterima Ayumi setiap harinya. Setiap hari teman sekelasnya selalu memberikan cemohan dan ejekan menggenai penampilannya. Dan belum lagi bullying yang dilakukan Maruma Osamukai Suzuki kepadannya. Maruma cowok berperawakan tinggi yang suka sekali mengunyah permen karet dan merupakan murid terpintar di kelas merasa tersaingi kepintarannya oleh Ayumi ini, selalu saja mengerjai Ayumi hari pertama saja Ayumi sudah dikerjai dengan menempelkan permen karet yang selalu dikunyahnya ke kursi tempat duduk Ayumi dan kejahilan lainnya yang membuat hari-hari Ayumi bagaikan awan hitam yang gelap.   
Ayumi masih saja terduduk dan menundukan dirinnya di kursi belakang sekolah, hanya tempat ini yang dapat membuat Ayumi merasa tenang dan melupakan sesaat semua yang telah dialaminya. Bunga sakura yang terbang melayang di udara di taman belakang sekolah sedikit menghiburnya karena mengingatkan dirinya dengan kota kelahirannya Nagano. Karena tempatnnya yang jarang atau tidak pernah terjamah oleh ana-anak murid SMA Horikoshi Gauken membuat tempat ini begitu tenang. Ayumi tidak bisa menoleransi lagi perbuatan Maru dan air matannya terus saja mengalir dari pelupuk matannya. Kini tetesan air mata itu jatuh sampai ke tangannya yang masih mengenggam robekan-robekan kertas foto ibunya yang telah di robek oleh Maru. Dia sangat marah karena Maru telah merobek foto satu-satunya peninggalan ibunya. “Ini, hapus air mata mu“, seorang cowok berwajah tegas dan mata berwarna kebiruan memberikannya selembar kain. Ayumi  terkejut karena dia pikir tidak akan ada orang yang melihatnya menangis ditempat itu. “Kamu kenapa di tempat ini sendirian ?”, tanya cowok itu lagi sambil tersenyum lebar. “Arigato gozaimasu, anatawa totemo shinsetsu desu1,  jawab Ayumi masih dengan tersedu-sedu sambil menghapus air matanya dengan sapu tangan. “Do itashimashite2. “ Kamu kenapa, di tempat ini sendirian?”, Tanya cowok yang memakai baju basket berwarna biru gelap dengan lambang SMA Gauken itu lagi dengan nada penasaran. “Tidak, aku baik-baik saja “, jawab Ayumi dan langsung berlari pergi meninggalkan taman belakang sekolah karena dia merasa malu dan tidak aman dengan keberadaannya. Karena peraturan di sekolah ini tidak memperbolehkan anak dari kelas atlit berbicara atau ketahuan berinteraksi dengan siswa yang bukan dari kelas atlit begitu juga dengan kelas para artis, dan siswa yang mendapatkan beasiswa. Mereka hanya diperbolehkan untuk berinteraksi dengan sesama kalangan saja. Dan tidak ada yang boleh berpacaran satu sekolah. Apabila ada yang melanggar acamannya adalah akan di keluarkan dari sekolah tersebut. “Tunggu, aku belum tau nama mu? “, teriak cowok itu lagi  sambil melambaikan tangannya. Namun Ayumi tidak memperdulikannya, dia tidak mau menambah masalah lagi.
Di depan kelas 1 A , Ayumi yang masih terengah-engah karena berlari dari taman belakang. “Fyuhh,, capek sekali”, Ayumi sambil menyapu dahinya yang berkeringat karena berlari dengan sapu tangan berwarna putih pemberian cowok yang bertemunnya saat di taman belakang sekolah . “ Riyyu Taro Katto”, Ayumi membaca tulisan yang ada di sapu tangan putih itu. “ Aduh aku lupa, ini punya dia, aku lupa menggembalikan ke dia, bagai mana ini ?”.
“Ayumi chan kamu kemana aja sih ?”, Tanya Yuri dengan tatapan penasarannya. Yuri Anne Tanaka merupakan satu-satunya murid yang mau menemanni Ayumi sejak kepindahannya seminggu yang lalu. Dan dapat dibilang Yuri adalah satu-satunya teman yang terbaik yang dia miliki sekarang. “Aku nggak kemana-mana kok Yuri chan, ada apa kamu mencari ku?”.  “Ayumi chan, hem besok kan kita ada ulangan Matematika, ajarin aku ya“, Yuri memohon kepada Ayumi. “ Tapi aku nggak bisa”, jawab Ayumi dengan nada lemah dan raut muka yang tidak dapat menyimpan kesedihannya. “Kamu kenapa Ayumi chan?, kamu sakit atau Maru mengganggu mu lagi ya?”, berondongan pertanyaan Yuri .” Tidak aku hayan lelah saja”. “ Ayo lah Ayumi, aku sangat memerlukan bantuan mu, kamu kan tau aku tak pintar dalam mata pelajaran ini, aku teraktir es krim deh“, deretan kereta api kata-kata permohonan Yuri agar Ayumi bersedia mengajarinya . “Baiklah Yuri chan “, Ayumi terpaksa mengiyakan karena dia tidak tega melihat wajah Yuri yang begitu memohon padanya. “Arigato3 Ayumi chan, aku tunggu di rumah ku jam 3 seusai pulang sekolah ya“.  “ Do itashimashite Yuri chan”.
Selama jam pelajaran berlangsung Ayumi tidak dapat fokus dengan pelajaran yang dijelaskan gurunya di depan. Jam pelajaran terakhir kali ini dihabiskannya hanya untuk menyatukan robekan-robekan kecil foto ibunya sampai bel tanda berakhirnya pelajaran pun tak dihiraukannya. Saat sedang asik menempel foto ibunya Ayumi bingung karena saat menepelkan robekan terakhir ternyata ada yang kurang. “Dimana ?”, Ayumi masih mencari-cari di sekitarnya dan hampir mengeluarkan semua isi tasnya dan sibuk melihat di bawah mejanya karena dia pikir robekan itu mungkin terjatuh di bawah mejanya. Karena melihat Ayumi yang dari tadi sibuk sendiri Yuki yang duduk di sebelahnnya menanyakan “ Kamu cari apa Ayumi ?“. “Ini robekan foto ibu ku”, dengan wajah panik Ayumi. Karena melihat temannya panik,Yuri ikut membantu.
Maruma yang selalu inggin mengganggu Ayumi datang mendekat karena melihat kepanikan yang dilakukan dua orang ini “ Eh, Cupu kamu cari apa sih jongkok- jongkok gitu?, minggir deh aku mau lewat ni “. “ Apaan sih kamu Maru, kamu bisa lewat jalan lain kan“, Yuri membentak dengan ketus.  “ Tapi aku mau lewat sini“, Maruma berusaha membuat Ayumi kesal tetapi tidak dihiraukan oleh Ayumi, dia tetap sibuk mencari robekan foto ibunnya. Karena Merasa tidak dihiraukan oleh Ayumi, Maruma masih tetap mencari cara agar membuat Ayumi kesal. Saat mencari cara, Maruma menemukan secari robekan kertas di tumpukan buku Ayumi yang berada di atas meja. “Kalian mencari ini“, Maruma sambil menunjukan robekan kertas. “ Ah , iya “, jawab Ayumi dengan antusias karena apa yang dicarinnya telah ditemukan. “Sini berikan itu pada ku“, Ayumi mengambil robekan kertas itu dari tangan Maru. “Eh, enak aja nggak ada yang gratis“, Maruma masih ingin membuat Ayumi kesal. “ Terus kamu mau apa ?”, tantang Ayumi. kata-kata itu yang ditunggu Maruma keluar dari mulut Ayumi, seperti  kucing yang telah mendapatkan mangsanya Maruma tersenyum dengan kemenangan. “Okey aku akan kasih ini buat kamu, tapi kamu harus jadi pembantuku selama 3 hari, Bagaimana?” dengan tatapan usilnya Maruma memandang Ayumi. Dilain sisi Ayumi masih bingung, karena dia tau betul Maruma sangat membencinya entah apa lagi keusilan yang akan didapat Ayumi apabila dia menyetujui keinginan Maruma. “ Tenang saja 3 hari itu tidak lama kok“, goda Maruma ke Ayumi. “ Maruma kamu jahat sekali “, bentak Yuri yang dari tadi kesal melihat tingkah laku Maruma. “ Aku tidak jahat, iya kan Ayumi ?”, Maruma menatap Ayumi dengan wajah liciknya. Setelah memikir panjang “Baiklah Maru aku akan menuruti apa katamu, sini robekan kertas itu “. “Ayumi chan, kenapa kamu terima tawaran orang nggak punya hati ini?”,kata Yuri dengan wajah kesal. “Mulai besok kamu harus jadi pembantuku dan kamu harus bisa kapan pun aku memerlukan mu, mana handphone mu ?”, Sebelum pergi Maruma menyimpan nomor Ayumi ketelepon gengamnya dan pergi dengan hati senang karena dia mendapatkan mainan baru.“Dah pembatu“, Pergi meninggalkan mereka berdua. Karena takut kehilangan robekan kertas itu lagi Ayumi langsung menempelkannya tanpa memikirkan apa yang terjadi padannya besok. “ Haha, aishiteru4, ucap Ayumi sambil menatap foto ibunya dan tanpa disadarinya air matannya menetes kembali. “ Sudahlah Ayumi chan jangan bersedih, lebih baik kita pulang kan kamu janji akan ke rumah ku sore ini”. Mereka berdua pergi keluar sekolah dan berpisah didepan sekolah “Sayonara5, Ayumi chan jangan lupa jam 3 “, kata  Yuki sambil melambaikan tangan .
Lima belas menit waktu yang diperlukan Ayumi untuk dapat sampai ditempat tinggalnya sekarang. Tidak besar memang rumah peninggalan kakeknya ini. Ayumi tinggal berdua dengan neneknya. Ayumi masuk kamarnya, Ayumi menaruh foto ibunya di laci meja belajarnnya dan mengeluarkan semua buku dari dalam tasnya. Saat mengluarkan buku dari tasnya .”Ah, aku hampir lupa dengan sapu tangan ini, kapan aku bisa mengembalikan ini ?”. “ Dia kan anak kelas atlit, Bagaiman aku bisa bertemu dengannya ?”,. Pikiran Ayumi melayang-melayang karena dia tau apabila beretemu di sekolah dan ketahuan berbicara dengan cowok itu , bisa saja dia akan dikeluarkan dari sekolah. “ Aduh, gimana ?, ahh kenapa sih masalah lagi “. Ayumi menatap jam dinding dikamarnya yang menujukan jam 3 kurang 20 menit . “ Wah gawat, aku ada janji dengan Yuri”. Ayumi langsung cepat-cepat menganti baju seragamnya dengan baju kaos berkerah berwarna merah muda dan rok berwarna senada dengan bajunya, dan tak lupa dia menyiapkan buku matematika ke dalam tasnya dan bergegas pergi menuju rumah Yuri yang berada di jalan Harajuku memerlukan waktu 40 menit untuk menuju rumah Yuri  karena rumah Ayumi berada di Shinjuku. “ Moshi,,,moshi,6,, Yuri chan, maaf aku akan datang terlabat ke rumah mu”. “ Baiklah Ayumi chan tak masalah “.
Karena harus menghemat pengelurannya Ayumi terpaksa berjalan kaki menyusuru jalan menuju Harajuku, di sepanjang perjalanan Ayumi masih saja memikirkan bagaimana caranya dia mengembalikan sapu tangan itu, dan tanpa terasa kakinya terus saja melangkah dan kini dia telah sampai di depan gerbang besar Harjuku, gerbang besar dan kokoh dan terlihat megah ini memang menggambarkan suasana yang tidak pernah sepi dari berbagi pengunjung terutama anak muda kota Jepang jalan ini merupakan jalan yang paling terkenal setelah Shibuya. Ayumi melangkah kan kakinnya kearah kiri dari pintu gerbang Harjuku menuju Yoyogi. Setelah melewati beberapa toko-toko tradisional akhirnya Ayumi menemukan rumah dengan aksen tradisional jepang dan didepan rumah tersebut bertuliskan Tanaka. Tanpa ragu Ayumi memencet bel yang berada di depan rumah Yuri. Selang lima menit sesosok pria tinggi dan masih muda membukakan pintu.”Konnichiwa”,7 Ayumi mengucapkan salam dan sambil membungkukan badannya ciri khas orang jepang dalam mengucapkan salam.“Konnichiwa, O kaeri nasai, Dizo ohairi kudasai8. Pria itu membalas salam Ayumi dan mempersilahkannya masuk. “Sebentar ya saya panggilkan Yuri , silahkan duduk”. Hampir 15 menit Ayumi duduk mematung di kursi berukiran bungan sakuran di ruang tamu Yuri.  “Ayumi chan, kamu sedang memikirkan apa ayo ngaku?”, pertayaan Yuri mengejutkan lamunan Ayumi. “ nggak kok, kamu lama sekali Yuri chan, ayo kita langsung saja belajarnya “. “ Baiklah ayo kita belajar “. “Ayo kita jawab bersama latihan di buku halaman 198”. Hampir 30 menit mereka belajar dan akhirnnya tinggal tersisa 5 soal yang belum mereka kerjakan bersama. Sewaktu mengerjakan Yuri memperhatikan sahabatnya Ayumi seperti sedang memikirkan sesuatu. “ Ayo, kamu sedang memikirkan apa Ayumi chan?, kasih tau aku ?”, pertannyaan Yuri mengejutkannya .”Eh, nggak kok, aku hanya sedang memikirkan ayahku saja di Nagano”, jawab Ayumi mengalihkan pembicaraan karena Ayumi tidak mungkin akan berterus terang mengenai cowok yang di temuinnya di taman belakang sekolah. “Yuri sepertinya sampai disini dulu ya kita belajrnya, aku harus segera pulang karena nenek pasti sedang menunggu ku dirumah“. “Baiklah Ayumi chan, tapi bagaimana janji ku untuk mentraktirmu”. “Tidak usah, bisa membantu mu saja aku sudah cukup senang“,. “Kamu memang sahabat yang baik Ayumi chan“, Yuri memeluk sahabatnya. Yuri mengatarkan sahabatnya sampai didepan pintu rumahnnya “ Arigato gozaimasta Ayumi chan , dadadah Ayumi “.
Diperjalanan pulang menyusuri toko-toko kecil yang tadi dilewatinya toko-toko dengan gaya tradisonal khas jepang sungguh melekat di sekitar rumah Yuri, langkah kaki Ayumi terus melangkah dan sampailah Ayumi didepan gerbang besar Harajuku entah apa yang membuat Ayumi tidak langsung pulang tetapi dia menuju kearah jalan Takeshi, dia ingin mersakan kepadatan jalan Takeshi, yang merupakan salah satu daya tarik Harajuku. Banya orang berlalu lalang dijalan ini hampir disepanjang jalan terdapat banyak toko-toko modern terbangun megah menjual berbagai aksesoris dan pakaian yang lagi trend. Saat asik melangkah kan kakinnya di jalan tersebut. Dari kejauhan, di salah satu jalan kecil menuju kawasan butik mewah Omotesando, Ayumi melihat antrean panjang orang membeli takoyaki.“Wah takoyaki, sudah lama aku tak menyicipinya“, pikir Ayumi. Akhirnya Ayumi memutuskan untuk ikut mengantri untuk mendapatkan takoyki. “ Akhirnya, takoyaki yummy “. Ayumi pun pergi bergegas untuk pulang karena tergesa-gesa Ayumi tersandung dan takoyaki yang dibelinya kini melayang di udara dan mengenai orang yang ada di depannya “Domo sumi masen 9”. “ Kamu“. “Kimi wa Riyyu san desu ka?10”, Tanya Ayumi. “ Hai, so desu. Watashi no katto riyyu taro11”.  Jawanb Riyyu “ Senang beretemu kamu lagi Riyyu san”.      “ Ya aku juga begitu, wa nani desu ka?12”, Riyyu tersenyum. “ Watashi no namae wa Yamamoto Ayumi Mauurine desu, mata ai masho Riyyu13”, ucap Ayumi sambil bergegas pergi meninggalkan Riyyu. Setelah berkejaran dengan waktu Ayumi sampai di rumah, rumahnya masih sepi karena neneknya pergi kerumah ayahnya di Nagano. Ayumi yang kelelahan langsung tertidur pulas di ranjangnya.
Besoknya di sekolah, ingin rasanya Ayumi tidak pergi ke sekolah karena dia tau Maruma aku mengganggunya apalagi dia telah menerima tawaran Maruma untuk menjadi pembantunya. Saat jam ulangan harian di mulai Maruma sudah membuat gara-gara. “Ayumi,,buka kertas jawaban mu aku mau lihat “ isi tulisan kertas yang dileparkan Maruma ke Ayumi. Tetapi Ayumi tidak meperdulikan Maruma dia malah menutup kertas jawabannya agar Maru tidak dapat melihat. Karena kesal Maruma meleparkan kertas lagi. Saat Maru meleparkan kertas ternyata Pak guru Yamada ada di belakang mereka. “Maruma, dan Ayumi keluar kalian dari kelas ini “, Bentak Pak Yamada. Karena takut akan terjadi lebih parah lagi Ayumi dan Maruma terpaksa keluar dari kelas. “ ini semua gara-gara kamu Maruma “. “Enak aja siapa suruh kamu nggak melakukan apa yang kusuruh, kamu kan pembantu aku”. “ Aku memang pembantu mu tapi bukan untuk memberikan contekan“. “Sudahlah percuma kita berdebat ini nggak akan meyelesaikan masalah, lebih baik kamu temanni aku ke kantin , aku lapar ni”. “Nggak aku nggak mau nemanin orang egois seperti mu “, Ayumi pergi meninggalkan Maruma “ Tapi kamu masih jadi pembantu aku “, teriak Maruma. “Terserah kamu, aku nggak peduli “. Ayumi pergi meninggalkan Maruma menuju tempat dimana dia biasa menenangkan diri, taman belakang sekolah.” Ih tuh orang selalu saja buat masalah apa sih maunya?”, celoteh Ayumi sendiri. “Siapa sih yang ngeselin ?”. Ayumi terkejut karena ada orang yang mendengar perkataannya ketika dia menoleh kebelakang . “Riyyu, kamu di sini ?”. “Iya, kenapa? Aku mengganggu kamu ya”, Tanya Riyyu sambil memberikan sebatang lolippop kepada Ayumi. “Kata orang kalo lagi marah makanan manis dapat menenangkan”.” Arigato Riyyu san “. Riyyu hanya tersenyum mendengar ucapan terimakasih Ayumi. “Kenapa kamu selalu ada di sini ?, jangan-jangn kamu penunggu taman ini ya ?”, ledek Ayumi dengan senyum lebar. “Kamu bisa saja Ayumi chan, aku suka senyum mu kamu terlihat lebih cantik”, Riyyu menatap mata Ayumi, wajah Ayumi memerah. “Riyyu, maaf aku belum bisa mengngembalikan sapu tangan mu waktu itu”. “ Tidak usah Ayumi chan itu buat mu saja”. “Riyyu, maaf aku harus kembali ke kelas, terimakasih atas semuanya”. Ayumi tersenyum kepada Riyyu.
Di kelas Maruma sudah menunggu kedatangan Ayumi “ Kemana aja kamu?, kita di suruh menghadap dewan guru “. “Bukan urusan mu, ayo kita ke ruang guru”. Di ruang guru mereka berdua berusaha menjelaskan semuanya dan untung saja dewan guru mau mendengarkan penjelasan mereka . Dan mereka hanya di beri sanksi untuk megulang kembali ulangan dengan soal yang berbeda. “Ayumi chan maafkan aku “ “Apa , aku nggak salah dengar ni”. “Nggak kamu nggak salah dengar, tapi kamu tetap pembantu ku jadi sehabis pulang sekolah ini kamu harus menemani aku pergi”. “Hem , baiklah aku kira kamu sudah berubah tapi tetap aja”.
Sepulang sekolah Maruma telah menunggu Ayumi dan memastikan Ayumi tidak dapat kabur dari tugasnya. “Ayumi ayo kita pergi “ sambil menarik Ayumi pergi “ Dah Ayumi chan “, Yuri melambaikan tangan pada Ayumi. Sementara Maruma masih saja menarik tangan Ayumi yang membuat langkah Ayumi terpaksa mengikutinnya. “ Kita mau kemana sih ?” “ Sudahlah diam saja, nanti kamu juga tau“. Berjalan menuju stasiun kereta Shikanse, mereka menggunakan kereta tercepat menuju sebuah taman hiburan bernama Fuji Q-HingLand. Setelah 30 menit menaikki kereta  Shikansen Marruma dan Ayumi sampai. “Mau apa kita ketempat ini ?” “ Sudah diam aja nanti kalo sudah didalam kamu juga tau“. Setelah membeli tiket masuk Maruma dan Ayumi masuk kedalam dan mencoba wahana permainan yang tersedia. “ Ayumi kamu harus menemani ku naik itu “ Maruma menujuk roller coaster yang sangat tinggi dengan lintasan yang panjang. Ayumi spontan menggelengkan kepalannya tanda tidak ingin naik roller coaster itu karena Ayumi fobia ketinggian. Tapi Maruma tetap memaksanya, lagi-lagi maruma menyeret langkah Ayumi menuju roller coaster. “Aku tidak mau Maru”. ”Kita harus naik”. Mau tidak mau Ayumi memberanikan diri menaikki whana roller coaster. Hampir 25 menit roller coaster itu bergerak dan selama itu Ayumi hanya memegang tangan Maruma dengan sekuat-kuatnya. Sampai setelah turun pun Ayumi masih menggenggam tangan Maruma.” Kamu sebegitu takutnya ya”. Ayumi tidak menjawab pertannyaan Maruma, Ayumi terlihat pucat dan seketika itu juga Ayumi pingsan di pelukan Maruama.” Ah, nggak usah becanda deh, ayo bangun Ayumi”. Namun Ayumi tetap tidak merespon. ” wah dia beneran pingsan, bagaimana ini”, Maruma panik lalu mengcek tas Ayumi kali saja ada wewangian yang menyengat yang dapat menyadarkan Ayumi. Setelah hampir 5 menit Ayumi pingsan akhirnya Ayumi sadar “Aku kenapa?”. “Kamu tadi pingsan, ya sudah ayo kita pulang aku nggak mau kamu kenapa-kenapa.” ”Heem”, jawab Ayumi dengan lemahnya. “Naik lah, kebelakang ku biar ku gendong sampai stasiun kereta“. “Terimakasih Maruma”. Maruma menggendong Ayumi sampai ke stasiun kereta karena tidak tega menyuruh Ayumi pulang sendri dengan keadaan yang lemah Maruma terpaksa mengikuti jalur kereta ke Shinjuku. Sepanjang perjalanan Ayumi hanya tertidur kelelahan, setelah hampir satu jam mereka tiba ditujuan, karena Maruma tidak tega untuk membangunkan Ayumi, dia pun terpaksa menggendongnya kembali dan mencoba membangunkan Ayumi karena dia tidak tau rumah Ayumi. ”Ayumi, ayo bangun sampai kapan kamu mau tidur terus, kemana aku harus membawa mu“. Tetapi Ayumi tidak juga bangun Karena kesel Ayumi tidak bangun-bangun Maruma berinisiatif untuk mengetahui alamat Ayumi dari kartu pelajarnya. Setelah membaca alamatnya Maruma kembali menggendong Ayumi. Sampai di rumah Ayumi ternyata rumahnnya masih sepi tidak ada seorang pun. Maruma terpaksa kembali merogo-rogoh tas Ayumi untuk mengambil kunci rumah Ayumi. Maruma menggendong Ayumi masuk sampai ke kamarnya dan membaringkannya di tempat tidurnya. Ketika Maruma mau pergi “Jangan pergi,,jangan”. Maruma terkejut karena sepertinnya Ayumi berbicara tetapi matannya tertutup. “Kamu pasti kelelahan ya, kamu lucu juga kalo lagi tidur “.  Maruma pergi menutup pintu kamar Ayumi dan pulang kerumahnnya.
Minggu pagi yang cerah, bunyi kicauan burung di dekat jendela kamarnya membangunkan tidurnya. Saat terbangun Ayumi bingung karena dia tidur dengan menggunakan seragam sekolahnnya. Dia berusaha mengingat kejadian sebelumnya. “Ah, aku baru ingat kemaren aku pingsan karena naik roller koster bersama Maru, pasti dia yang mengantarkan ku pulang, ternyata dia baik juga “. Bii,,,bib,, hand phone Ayumi berbunyi terdapat dua sms yang belum terbaca. Ayumi membuka sms yang pertama berasal dari Maruma “ Bagaimana keadaan mu?”. “Baik, terimakasih sudah mengatarkan ku”. Ayumi menekan tombol send. Satu sms lagi dengan nomor yang tidak dikenalnya “ Ayumi chan, happy Sunday maukah kamu pergi piknik bersama ku by Riyyu”. Entah mengapa saat membaca sms Riyyu , Ayumi begitu bahagia. “Happy Sunday Riyyu , iya aku mau sampai bertemu di stasiun “, Ayumi lagi-lagi menekan tombol send. Beberapa detik kemudian Ayumi mendapat balasan dari Riyyu “Tidak aku akan datang menjemput mu”. “Baiklah, aku tunggu”.  Ayumi bersiap-siap dan berdadan secantik mungkin, juga menyiapkan bento yang dihiasinya sedemikian rupa yang disiapkannya khusus untuk Riyyu dan setelah semua selesai Ayumi siap menunggu jemputan  Riyyu yang rumahnnya tidak jauh dari rumah Ayumi.  Bel di rumah Ayumi berbunyi, Ayumi bergegas untuk membuka pintu. “Ohayo gozaimasu Ayumi chan14” Riyyu mengucapkan salam dengan senyum lebar yang selalu membuat Ayumi terpesona “ Ohayo gozaimasu Riyyu san “. “Sudah siap ayo kita berangkat “. “Iya , aku sudah siap “. Mobil sport merah milik Riyyu pun melaju cepat sehingga tidak terasa mereka telah sampai di Ueno park. Sesampai ditempat parkir Riyyu membukakan pintu mobilnya untuk Ayumi, Ayumi diperlakukan bak seorang putri oleh Riyyu. “Silahkan Ayumi chan”. “Terimakasih, Riyyu”, senyum simpul penuh bahagia terpancar di wajah Ayumi. Setelah melihat-lihat dan sedikit berkeliling di taman Ueno park mereka berdua mendapatkan tempat strategis untuk piknik dibawah pohon sakura besar yang memang telah berumur sangat tua dari semua pohon yang ada di taman itu tetapi keindahan bunganya tidak pudar, bahkan keindahan buanganya melebihi dari semua pohon bunga sakura yang ada di taman itu. Maklum saja Ueno Park memang tempat yang paling terkenal dan temapt wisata yang paling diminati untuk melakukan hanami, yaitu piknik sambil menikmati bunga sakura karena itu sangat susah untuk mendapatkan tepat di taman ini. Mereka membuka kain yang sudah disiapkan  oleh Riyyu untuk alas mereka duduk, Ayumi juga menata makanan kecil, minuman dingin dan bento yang telah disiapkan khusus buat Riyyu. “Riyyu, ini untuk mu”, Ayumi memberikan kotak bento buatannya kepada Riyyu. “Ini buat aku “. “Iya ini buat kamu”, wajah Ayumi memerah. “Wah,,bagus sekali, ini wajah aku ya “, Tunjuk Riyyu ke bento buatan Ayumi .” Iya , maaff kalo tidak terlalu mirip”. “Ah ,tidak papa kok, aku senang ini indah, dan rasanya enak, terimakasih Ayumi chan”, Lagi-lagi Riyyu tersenyum dan membuat hati Ayumi meleleh. “Ayumi chan , ada yang inggin ku katakana“. “Iya ada apa Riyyu?”. “Em, tapi kamu jangan marah atau malah membeci aku kalo aku katakana ini”. “ Iya , Riyyu ada apa?”, Tanya Ayumi dengan nada penasaran didalam hati Ayumi menebak-nebak sendiri apa yang mau dikatakan Riyyu sampai-sampai sempat tebesit dipikiran Ayumi, bahwa Riyyu akan mengecewakannya. “ Ayumi chan, kimi ga daisuki 15“. “ Riyyu,”, Ayumi diam seribu bahasa mendengar perkataan itu. “Aku, tak akan memaksamu menjawab sekarang, aku akan menunggu jawabanmu apabila kamu sudah siap”. “Terimakasih Riyyu san kamu menggerti aku “. Senyum pun kembali terbentuk diwajah keduanya, begitu juga dengan Riyyu dia merasa lega telah mengutarakan semuanya tinggal menunggu jawaban Ayumi. Sepulang dari  Ueno park ada yang bergejolak dihati Ayumi, karena Ayumi tau dia juga memiliki perasaan yang sama dengan Riyyu, tapi kalo Ayumi menerima Riyyu menjadi pacar, mereka berdua akan terancam dikeluarkan dari sekolah.
Hari senin pun tiba, hari dimana semua orang akan tergesa-gesa untuk beraktivitas begitu juga yang terjadi dengan Ayumi. “Ah, aku hampir lupa membwakan PR Maruma”. Ayumi bergegas masuk kelas . “ Ini PR mu”. “Terimakasih Ayumi, hari ini, hari terakhir mu menjadi pembantuku”. “Iya ,aku sudah lelah dengan semuanya”. “ Ayumi, sebagai tugas terakhir mu, aku mau kamu menemani ku untuk pergi setelah pulang sekolah”. “Mau kemana lagi, okey  aku akan menemani mu tapi, aku tak akan mau kamu ajak naik roller koster lagi”. “Iya, aku nggak akan mengajakmu untuk naik roller koster, tenang saja“, Maruma mengedipkan matanya ke Ayumi.
Hari ini Ayumi sengaja tidak pergi ke taman belakang dia sengaja menghindari Riyyu, karena Ayumi tidak bisa memberi jawaban ke Riyyu.              “Ayumi chan, apakah hari ini kamu sibuk ?”, Tanya Yuki . “Em, iya aku hari ini harus menemani Maruma pergi “, “ Hem, ya sudah “. Ucap Yuki dengan nada tidak semangat karena dia tak mungkin mengajak Ayumi jalan-jalan karena dia tau Ayumi harus menyelesaikan tugasnya.
Bell, pulang sekolah berbunyi Maruma sudah menarik-narik tangan Ayumi untuk segera pergi. “ Tunggu sebentar Maru”. “Ayo, cepat lama sekali”.   “Nggak sabaran sekali sih”, Ayumi kesal karena tangannya di tarik-tarik oleh Maruma. “Kita mau keman sih ?”. Maruma menujukan dua tiket “Ini kita harus nonton film ini , ayo cepat 20 menit lagi filmnya mulai”. “Iya sebentar”.
Di depan sekolah sudah terparkir mobil sport hitam milik Maruma,            “Tumben kamu membawa mobil?”, tanya Ayumi. “Jangan remehkan aku, aku kan anak orang kaya juga”, jawab Maruma dengan nada sombongnya. Mobil sport hitam itu melaju menuju jalan Shibuyya untuk menuju salah satu mall terbesar di situ. “Yah parkirannya penuh”. “Kamu tunggu sebentar aku akan memarkir di sana maruma menunjukan arah yang cukup jauh dari mall di tempat mereka menonton”. “Baiklah”. Ayumi turun dan menunggu didepan mall. 5 menit kemudian Maruma datang dan menarik tanggan Ayumi. “Ah untung saja kita tidak telat“. Mereka menyerahkan dua tiket menonton itu dan masuk menuju teater 2. Mereka menonton film yang berjudul Sakura. Drama romantis ini membuat yang melihatnya terpesona dengan jalan ceritanya yang penuh kejutan dan yang membuat penontonnya berharap mempunyai kisah yang serupa dengan pemain utamanya. Kurang lebih satu jam film itu selesai dengan happy ending. “Maruma, ayo kita pulang “. “Kita tidak makan dulu?”. “Tidak aku lelah dan sepertinya hari ini akan turun hujan aku tidak mau kehujanan”. “Baiklah, ayo kita pulang kan kuantar kamu sampai rumah”. “Tidak usah maruma, aku bisa pulang sendiri”. “Tidak aku mau mengatarmu”. Saat mereka berdua harus menuju kepakiran mobil tiba-tiba hujan turun, hujan membasahi tubuh keduannya. “Ayo cepat kita harus segera ke mobil “, Maruma menarik tangan Ayumi untuk bergegas menuju mobil sportnya. Kini mobil sport itu pun melaju kencang menuju rumah Ayumi. 20 menit kemudian mobil sport hitam telah terparkir didepan rumah Ayumi. “Terimaksih maruma atas tumpangannya “. Ketika Ayumi hendak keluar Maruma menarik tangan Ayumi, Ayumi yang tadinnya hendak keluar tertahan “ Ada apa Maruma?”. Seketika Maruma mencium kening Ayumi,  Ayumi tersentak kaget dengan kejadiann ini “Kimi ga daisuki “. “Maruam?, permainan apa lagi ini “. “ Aku serius Ayumi “. Ayumi segera keluar dari mobil Maruma, Maruma pergi mengejar Ayumi tetapi Ayumi bergegas meninggalkan Maruma masuk kedalam rumahanya. Kini hati Ayumi tercampur aduk. Belum lagi dia bisa menjawab Riyyu kini Maru juga membuat hatinya bingung untuk menentukan perasaannya. Biip sms maru “ Ayumi, aku minta maaf atas kejadian tadi tapi aku benar-benar menyukaimu”.
Sudah dua hari Ayumi tidak masuk sekolah, semua sms yang diterimannya tidak ada satupun yang dibalas. Bagai ditelan bumi Ayumi menghilang dua hari  ini membuat hati Maruma khawatir dengan keadaanya. Sms maru untuk Ayumi “Ayumi, maaffkan aku, aku mengkhawatikanmu“.  “Aku baik, aku akan menjawab pertannyaan mu, temui aku besok ditaman belakang sekolah Maruma”, Ayumi menekan tombol send. “ Riyyu san, maaff baru memberimu kabar, aku ingin memberikan jawaban atas pertannyaanmu waktu itu temui aku di taman belakang sekolah besok saat istirahat”. Send.
Besoknya disekolah , Ayumi masuk ke kelas dengan wajah pucat karena memang Ayumi masih sakit. Saat jam pelajaran Ayumi hanya diam begitu pula dengan Maruma. Bel istirahat berbunyi Ayumi sudah menghilang dan menuju taman sekolah di bawah pohon berbunga merah muda itu dapat membuat dirinnya tenang jauh dari tekanan-tekan hidup yang ada. “ Hai, Ayumi chan”, Riyyu datang dan meberikan setangkai bunga dan es krim. “Terimakasih Riyyu“, Ayumi tersenyum kepada Riyyu. Dan Maruma pun datang ke tempat dimana Ayumi duduk “Ayumi, kamu baik kan “, Tanya Maruma . Dua pria ini saling menatap dan tidak mengerti menggapa Ayumi meminta mereka untuk bertemu di tempat ini. “Maruma , aku tidak bisa menjadi pacarmu, maaf kan aku karena hatiku bukan untuk mu”. Maruma hanya terpaku terdiam mendengar perkataan Ayumi, “terimaksih Ayumi”, maruma pergi dan menatap cowok yang berda di samping Ayumi. Kini giliran Riyyu yang akan mendengar jawaban dari mulut Ayumi, ada rasa takut di hati Riyyu. “ Riyyu san, aku akan memberi jawaban , aku tidak bisa ,,,,,”. “sudahlah Ayumi aku sudah tau kamu akan menjawab ini “. Wajah Ayumi bingung karena dia belum selesai berbicara tetapi sudah di potong oleh Riyyu .” Riyyu aku tidak bisa,,,,, berbohong aku juga mempunyai rasa yang sama dengan mu kimi ga daisuki   Riyyu san”. Mendengar kata-kata itu wajah Riyyu yang tadinya lesu kini menjadi ceria lagi dan Riyyu mencium kening Ayumi. “ Tapi Riyyu, kita tidak bisa,,,,”. Riyyu kembali gugup. “ Tidak bisa apa Ayumi?” “ Kita tidak bisa berpacaran secara terang-terangan karena kamu taukan peraturan SMA Horikoshi Gauken “. “Iya aku mengerti Ayumi”. “Tenang Riyyu, kita masih bisa bertemu di luar sekolah dan ditaman ini “. “ Baiklah Ayumi , kamu sangat cantik”. Riyyu kembali mencium kening Ayumi dan seperti alam pun menyetujui bersatunnya dua insa ini bunga sakura berguguran menambah keindahan taman itu. “kimi ga daisuki, Ayumi chan “.
1.         Terimasih banyak, Aku baik-baik saja
2.         Sama-sama
3.         Terimakasih
4.         Ibu, I love you
5.         Selamat tinggal
6.         Hallo
7.         Selamat sore
8.         Selamat sore, selamat datang di rumah ini, silahkan masuk
9.         Maafkan aku
10.       Apakah kamu Riyyu?
11.        Benar, namaku Riyyu Taro Kato
12.       Siapa namamu?
13.       Namaku Ayumi Maurine Yamamoto, sampai bertemu lagi
14.        Selamat pagi
15.       Aku menyukaimu

Jumat, 15 Maret 2013

Takan Pernah

kita tak pernah tau kapan untuk menangis?
kapan untuk berhenti menangis?
kapan untuk tertawa?
kapan untuk berhenti tertawa?
kapan untuk mencintai?
kapan untuk berhenti mencintai ?
kita juga tak pernah tau sampai kapan merasakan semuanya?
kita tak pernah tau apa yang akan terjadi sekarang?
selajutnya?
lusa?
tahun depan ?
hari ini?
detik ini?
kita tak kan pernah tau?